Minggu, 23 November 2008

Segelas Kopi Hangat


Saat hari berganti menjadi lebih kelabu dan udara semakin dingin untuk kau rasakan, saat yang menyenangkan kau duduk didalam rumah kecilmu dan duduk bersama cintamu merasakan segelas kopi hangat buatannya yang penuh aroma. Setiap olahan yang dia hidangkan dalam cangkir itu kau amati setahap demi setahapnya, dan yang selalu kau lakukan setiap dia melakukan itu adalah kau mencintai wajahnya yang penuh rasa dalam menghidangkannya. Katakan saja kalau kau jatuh hati padanya... Duduk disampingnya dan menerima secangkir kopi pemberiannya tak membuatmu kekurangan rasa hangat yang sangat didalam rumah kecilmu. Secangkir kopi, Pemanas yang berada, dan dia. Duduk disampingnya tak akan membuatmu beranjak dan melepas semua pemandangan diluar sana yang telah berubah menjadi pemandangan yang begitu dingin dalam air hujan yang begitu deras. Aku tahu kalau kau tak suka datangnya Hujan. Jangan kau katakan alasannya. Aku tahu kalau hujan adalah kesedihan. Tapi kau tak sedih berada disampingnya, kau tak sedih dengan kopi buatannya, kau tak sedih karena hujan diluar sana,... kau jatuh cinta padanya. Kau tahu hidupmu saat ini tak mungkin akan ada kesempatan yang sama lagi seperti ini. KAu tahu bahwa saat ini adalah pemberian-Nya karena doamu selama ini. Kau tahu bahwa moment ini akan selalu menjadi bagian terindahmu dari semua hitam yang membungkusmu. Kau tahu bahwa hujan akan mengingatkanmu pada dirinya, pada secangkir kopinya.

Tidak ada komentar: